Monday, September 05, 2011

Syiriknya Cinta..(Bahagian I)

C.I.N.T.A.




C.I.N.T.A. merupakan kata yang paling popular di dunia saat ini. Semua orang pasti pernah mendengarnya dan setiap manusia pasti punya persepsi masing-masing terhadapnya. Ada yang mengagung-agungkan kata sedemikian rupa. Di dalam berbagai kesempatan dibahas dan diucapkan dengan penuh ghairah. Bahkan ada yang memberi simbol yang khas, berbentuk hati dengan warna yang khas pula, merah jambu (baca pink).

Maka kita sering mendengar kata-kata cinta diulang di dalam buku-buku, novel, cerpen, dikumandangkan melalui lagu-lagu, diucapkan dalam filem-filem, dijadikan bualan para remaja, dan lain-lain. Pendeknya, MASYARAKAT DIDOMINASI OLEH KATA CINTA INI.

Para ahli falsafah mencuba menafsirkan makna atau pengertian balik kata “cinta”. Para penyair menuliskannya dalam puisi sebagai keindahan, sebahagian manusia lain merasa mabuk cinta sehingga bertingkah laku di luar batas kewarasan. Cinta seperti ini akarnya adalah hawa nafsu yang menyesatkan. Firman Sang Maha Pencipta:

“Dengan Yang demikian, Bagaimana fikiranmu (Wahai Muhammad) terhadap orang Yang menjadikan hawa nafsunya: Tuhan Yang dipatuhinya, dan ia pula disesatkan oleh Allah kerana diketahuiNya (bahawa ia tetap kufur ingkar), dan dimeteraikan pula atas pendengarannya dan hatinya, serta diadakan lapisan penutup atas penglihatannya? maka siapakah lagi Yang dapat memberi hidayah petunjuk kepadanya sesudah Allah (menjadikan Dia berkeadaan demikian)? oleh itu, mengapa kamu (Wahai orang-orang Yang ingkar) tidak ingat dan insaf?”

(Surah al-Jatsiyah: 23)

Memang, Allah SWT menjelaskan bahawa cinta pada mulanya merupakan suatu pembawaan pada diri manusia sebagaimana firman-Nya yang berbunyi:

“Dihiaskan pada manusia kecintaan pada segala hal yang dia inginkan; daripada wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kenderaan yang ditambat, binatang-binatang ternakan, sawah ladang.”
(Ali Imran : 14)

Maksudnya, Allah telah menjadikan syahwat (keinginan) pada manusia untuk menguasai perhiasan hidup dunia. Maka PADA MANUSIA ADA NAFSU SEKSUAL, NAFSU INGIN KAYA DAN BANYAK HARTA, NAFSU INGIN BERKUASA, INGIN POPULAR, INGIN MEMILIKI JAMINAN HIDUP, MASA DEPAN YANG GEMILANG, dan sebagainya.

Tetapi kemudian banyak yang menyimpang dalam mencintai wanita, keturunan, harta dan jaminan hidup ini. Mereka mencintai dunia tanpa aturan dan lupa pada Pencipta semua itu, yaitu Allah SWT. Mereka lalai mencintai Pencipta segala kesenangan duniawi itu. AKIBATNYA MEREKA MENDAPAT LAKNAT ALLAH, MALAIKAT, LANGIT DAN BUMI, SERTA SEMUA YANG DAPAT MELAKNATI.

Cinta Itu Syirik?!

Cinta dunia berdasarkan syahwat ini seringkali mendominasi manusia sehingga membuatnya lupa pada cinta sejati. Ada manusia yang mencintai wanita (kekasih) sama dengan mencintai Allah, ada yang mencintai tanah air dan bangsa sama dengan mencintai Allah. Sikap cinta seperti itu berarti mengadakan tandingan selain Allah. Dan hal ini merupakan kesyrikan yang dilaknat Allah:

“Dan di antara manusia ada yang mengambil andad (tandingan-tandingan) selain Allah (untuk dicintai). Mereka mencintai tandingan-tandingan itu sama dengan mencintai Allah.”

(Al-Baqarah: 165)

Yaitu MEREKA MENCINTAI SESUATU YANG DISUKAINYA SAMA DENGAN MENCINTAI ALLAH ATAU BAHKAN LEBIH DARI MENCINTAI ALLAH. Terhadap kekasihnya ia rela berkorban meski pun dengan memberikan nyawa. Ia akan bunuh diri bila putus cinta. Ada lagi yang mati-matian membela bangsanya, pada masa yang sama mengabaikan hukum-hakam dan undang-undang syariat Allah.

Cintanya kepada Kitabullah dan Sunnah Rasul hanya sekadar menjadikan al-Quran dan kitab Hadith Nabi sebagai hiasan dan tangkal ataupun bacaan pembukaan majlis semata-mata. Na’uzubillahi min zaalik..

Kerosakan Masyarakat 


Di tengah masyarakat yang terkena wabah syirik cinta segala kesenangan duniawi menjadi prioritas hidup. Si kaya mengeksploitasi si miskin untuk mendapat kesenangan hidup. Si kuat mendominasi yang lemah guna mempertahankan kekuasaan. Halal dan haram sudah tidak dipedulikan. MANA YANG BENAR DAN MANA YANG SALAH MENJADI KABUR.

PERBUATAN JELEK SERING DIANGGAP SUATU KEBAKTIAN, SEDANG PERBUATAN BAIK DIANGGAP PENGKHIANATAN. Para pedagang menjadi manusia yang curang dan rakus terhadap harta. Para pegawai menjadi corruptor dan pengkhianat. Pelayanan masyarakat penuh dengan sogok-menyogok. Wang riba’ dikatakan halal. Perbuatan zina dan maksiat dijadikan profession.

Untuk mendapatkan penghasilan (wang), orang mahu melaksanakan apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan hukum. Kerana hukumnya bukan hukum Allah maka pelanggaran susila, judi, dan sebagainya masih menyebar dan diperbolehkan. Paling banter hanya dilokalisasikan. Akhbar-akhbar, majalah, televisyen, filem-filem, panggung-panggung hiburan, tontonan, penerangan-penerangan, semuanya mengarahkan pada seks, cinta dunia (wang) dan mengikuti hawa nafsu yang rendah.

TIDAK MENGHAIRANKAN, SAAT INI MANUSIA SALING MEM’PERBUDAK’ ANTARA SATU SAMA LAIN. Atau menjadi budak wang, perempuan, jabatan, populariti, atau benda-benda yang dijadikan dambaannya. Keadaan ini sungguh memprihatinkan. Kita seperti berada di pinggir jurang neraka! Kerana laknat Allah pasti akan menimpa masyarakat yang seperti itu. Rasulullah SAW mengingatkan dengan sabdanya:


“Celakalah hamba dunia, hamba dirham, celakalah hamba pakaian (mode) yaitu bila ia diberi ia merasa senang, tapi jika tidak ia murka.”

(H.R. Bukhari)




besambung....

No comments: