Ini kisah si buta,
aku menulisnya,
hanya dengan sebatang pena,
dia bercerita dalam tangisannya,
di samping aku duduk bersama..
Kau manusia cukup bertuah,
punya mata yang sempurna,
menikmati ciptaanya yang terindah,
dan kau ego memilikinya,
tidak sepertiku hidup dalam gelap gelita,
malam dan siang susah aku nak beza,
sekadar mendengar manusia bercerita,
betapa indahnya bulan bercahaya,
di temani bintang-bintang di angkasa,
saat menunggu terbitnya sinar sang suria,
malah aku hanya bermain dengan minda,
berimeginasi dengan suasana,
bagaimana rupanya cahaya,
apa pula kaitannya bulan,bintang dan suria...
Dan aku masih setia,
mendengar setiap bicara,
dari bibir tua si buta,
kisahnya buat mataku terbuka,
melihat nikmat yang diberi percuma,
kisahnya juga buat hatiku sedar dari lena,
nikmat tuhan manakah yang kita dusta?!
Si tua terus bercerita...
dalam sujudku aku pernah berdoa,
meminta sesuatu daripada Sang Maha Pencipta,
semoga Allah panjangkan usia,
walaupun hidupku tak sempurna,
bukan seperti manusia biasa,
aku sering di hina,
insan sepertiku hanya menyusahkan saja,
tapi aku tidak pernah lupa,
yang membezakan manusia mulia,
hanya iman dan taqwa,
apa guna andaiku punya mata,
jika maksiat menguasai dunia,
pasti aku tidak akan terlepas dari berbuat dosa,
dan aku lebih suka buta,
dan terus buta selamanya,
andai ini adalah takdir darinya,
dan biar lah aku jauh dari dunia manusia,
asalkan aku tidak jauh dari-Nya,
Dia lah Tuhan yang Maha Pencipta.
aku menulisnya,
hanya dengan sebatang pena,
dia bercerita dalam tangisannya,
di samping aku duduk bersama..
Kau manusia cukup bertuah,
punya mata yang sempurna,
menikmati ciptaanya yang terindah,
dan kau ego memilikinya,
tidak sepertiku hidup dalam gelap gelita,
malam dan siang susah aku nak beza,
sekadar mendengar manusia bercerita,
betapa indahnya bulan bercahaya,
di temani bintang-bintang di angkasa,
saat menunggu terbitnya sinar sang suria,
malah aku hanya bermain dengan minda,
berimeginasi dengan suasana,
bagaimana rupanya cahaya,
apa pula kaitannya bulan,bintang dan suria...
Dan aku masih setia,
mendengar setiap bicara,
dari bibir tua si buta,
kisahnya buat mataku terbuka,
melihat nikmat yang diberi percuma,
kisahnya juga buat hatiku sedar dari lena,
nikmat tuhan manakah yang kita dusta?!
Si tua terus bercerita...
dalam sujudku aku pernah berdoa,
meminta sesuatu daripada Sang Maha Pencipta,
semoga Allah panjangkan usia,
walaupun hidupku tak sempurna,
bukan seperti manusia biasa,
aku sering di hina,
insan sepertiku hanya menyusahkan saja,
tapi aku tidak pernah lupa,
yang membezakan manusia mulia,
hanya iman dan taqwa,
apa guna andaiku punya mata,
jika maksiat menguasai dunia,
pasti aku tidak akan terlepas dari berbuat dosa,
dan aku lebih suka buta,
dan terus buta selamanya,
andai ini adalah takdir darinya,
dan biar lah aku jauh dari dunia manusia,
asalkan aku tidak jauh dari-Nya,
Dia lah Tuhan yang Maha Pencipta.
Ilham Cipta;
faizalMS,
Kg Melati,
Kuala Krai,
Kelantan,
10/11/11 (2.30 am).
No comments:
Post a Comment